Monday 1 December 2014

Literasi Indonesia Harta Karun Intelektual Bangsa

Press realese

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang didalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Pramoedya Ananta Toer

  Kutipan dari Pramoedya diatas kiranya menjadi suatu peringatan yang representatif. Bahwasanya kita harus menjaga budaya menulis sebagai suatu bentuk kekayaan literasi Indonesia. Terlebih Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan budaya dan sejarahnya.
   Budaya tersebut merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia yang menghasilkan sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Kebudayaan sebagai semua, seperangkat sistem gagasan, tindakan, hasil atau benda-benda manusia yang diperoleh dengan cara belajar dalam rangka hidup bermasyarakat dan dimiliki oleh manusia, dirasa perlu untuk diabadikan dalam suatu bentuk literasi untuk membantu melangsungkan kebutuhan intelektual dalam bermasyarakat hari ini.
   Era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan media informasi justru kian mengikis kebudayaan-kebudayaan tersebut pada generasi muda. Tak sedikit pula masyarakat yang khawatir akan dampak dari masuknya budaya barat dapat mengubah gaya hidup manusia Indonesia kearah negatif, antara lain kekerasan, penetrasi budaya asing, konsumerisme. Dimana akan melemahkan ketahanan nasional dalam aspek kebudayaan dan pendidikan. Sehingga timbul hilangnya citra bangsa yang intelektual akan budaya bangsanya sendiri.
    Globalisasi ini telah mengalienasikan generasi bangsa dari budayanya sendiri, termasuk pada kehilangan identitas sebagai suatu bangsa Indonesia yang besar. Kurangnya pemahaman generasi muda betapa pentingnya literasi, menggerakan beberapa komunitas penggiat literasi yang berada di Jakarta untuk mengajak dalam suatu kegiatan bertajuk ‘Pesta Literasi Akhir Tahun.’ Kegiatan ini sebagai bentuk penyadaran sejarah, budaya, serta kolektifitas sebagai sebuah bangsa yang terkandung dalam kekayaan literasi bangsa.
       Pesta literasi akhir tahun 2014 diadakan selama dua hari 9-10 Desember 2014 di Universitas Negeri Jakarta. Para penyelenggara yang menaruh lebih terhadap literasi antara lain adalah Perpustakaan Komunitas Kandang Buku, Gerakan Aksara, Stomata, ingin mengkampanyekan “Sadar Literasi” khusunya pada generasi muda untuk lebih aktif membaca dan menulis. Hal ini sekiranya sangat erat dengan visi pemerintah yang saat ini ingin mencetak generasi emas Indonesia dengan menumbuh kembangkan karakter nasionalisme pada generasi bangsa melalui pendidikan, sejarah, budaya, dan pariwisata Indonesia.
    Sebuah gagasan literasi Indonesia sebagai harta karun intelektual bangsa yang belum diperhatikan secara lebih oleh pemerintah sebetulnya dapat menjadi sarana perbaikan karakter generasi bangsa. Generasi yang sadar akan sumber-sumber bacaan (literasi). Untuk terciptanya suatu capaian tersebut tentu membutuhkan sinergi antara institusi dalam hal ini pemerintah dengan komunitas yang menaruh perhatian lebih.

Salam #AsahMakaTajam
(Panitia #PLAT2014)