Oleh: Mahendra Setiawan
Lihatlah Tajikistan banyak orang miskin namun berwawasan disana
singgahlah di Kirgiztan maka kau akan melihat kultur nomad yg amat melekat pada
masyarakatnya mampirlah ke Uzbekistan tengoklah sisa peradaban Islam yg masih
kuat berdiri kokoh di tanah itu kunjungilah Kazakhstan yg pada kenyataannya
bukan seperti yg digambarkan film Borat dan akhirilah perjalanan di
Turkmenistan negara diktator dengan biaya hidup yang sangat murah.
Titik Nol Makna Sebuah Perjalanan Agustinus Wibisono Gramedia, 2012 568 halaman |
Di dalam buku karya Agustinus Wibowo ini pertama-tama kita diajak
bertualang ke negara Tajikistan sebuah negeri yg terletak di utara Afghanistan
yg wilayahnya 93% pegunungan dan para penduduknya rata-rata mempunyai wawasan
yang cukup luas serta hampir semua orang-orangnya tidak ada yang buta aksara.
Tajikistan bukanlah negara kaya pendapatan perkapita negeri ini masih di
kisaran US$ 800 yang pada akhirnya menobatkan negri ini sebagai negara
termiskin di kawasan Asia Tengah. Sebagian besar warga Tajikistan pada umumnya
menggunakan bahasa Persia kuno dan abjad Cyrillic (alfabet Rusia) dalam
berkomunikasi hal ini perlu dicermati mengingat kondisi topografis negara ini
yg menyebabkan perkembangan bahasanya menjadi mandeg.
Sebagian rakyat Tajikistan percaya bahwa mereka merupakan keturunan
dari dinasti Samanid yang berasal dari Persia. Dinasti Samanid sendiri
merupakan kerajaan Islam yang berdiri pada abad kesembilan karena penaklukan
bangsa Arab terhadap para penganut Zoroasterian di Persia. Nama dinasti ini
sendiri diambil dari nama bangsawan Zoroaster Saman Khuda yg menjadi penganut
Islam. Dinasti ini mempunyai raja besar yang bernama Ismail yang dipuja sebagai
bapak pendiri Tajikistan selain itu tokoh-tokoh hasil peradaban Islam seperti
Ibnu Sina, Al Biruni, Jalalludin Rumi, Ferdowsi, & Omar Khayyam dijadikan
pahlawan nasional oleh negara ini beralih ke Kirgiztan negara ini merupakan
negara yang masih kental akan kultur nomadnya yang didirikan oleh 40 klan Manas
yang notabene merupakan legenda nasional bangsa Kirgiz. Kultur nomad yang
mengakar kuat dalam masyarakat Kirgiztan dapat dilihat dari nama orang-orang
Kirgiz yg hampir semuanya mengandung nama-nama legenda Manas berbeda dengan
nama-nama orang di negeri-negeri Asia Tengah yang pada umumnya mengandung
nama-nama Arab, Persia, ataupun nama-nama Slav. Selain itu kota Bishkek yang
merupakan ibukota negara ini juga mempunyai unsur kultur nomad dimana Bishkek
ternyata mempunyai arti ‘alat pengaduk susu kuda’ yang pada intinya merupakan
minuman nasional bangsa Kirgiz.
Seperti negara-negara Asia Tengah pada umumnya Kirgiztan juga tak lepas
dari masa lalunya sebagai daerah yg lekat dengan ideologi komunis. Jejak jalan
hidup para warga negara dimasa Uni Soviet tersebut bisa dilihat dari
peninggalan berupa supermarket sentral milik negara yang bernama TsuM selain
itu ibukota negara ini sebelum merdeka dari Uni Soviet adalah Frunze yg
merupakan nama seorang pemimpin Bolshevik pejuang komunis. Pemerintah Kirgiztan
gagal menggalakan penggunaan bahasa Kirgiz dikalangan para penduduknya hal ini
dikarenakan masih adanya pemikiran penggunaan bahasa Rusia terdengar lebih
intelek ketimbang bahasa mereka sendiri.
Kuranglah adil jika kita membayangkan negara Kazakhstan seperti yang
digambarkan oleh film Borat. Film yang dibintangi oleh komedian Inggris Sacha
Baron Cohen yg dirilis pada tahun 2006 ini mengisahkan tentang seorang reporter
TV Kazakhstan yang tinggal di pemukiman kumuh yang ditinggali oleh para
pemerkosa dan tukang aborsi. Dirumahnya ia tinggal bersama istrinya yang
seorang juara tingkat lokal dalam perlombaan pelacur. Dalam film ini Borat
Sangdiyev ditugasi oleh kementrian informasi Kazakhstan untuk membuat film
dokumenter mengenai Amerika Serikat alhasil dalam perjalanannya di Amerika Ia
malah mempertontonkan kekonyolan tingkah laku orang Kazakhstanpada umumnya.
Nyatanya Kazakhstan merupakan negara terkaya sekaligus terluas
dikawasan Asia Tengah dengan pendapatan perkapita sebesar US$ 6000 yang
sebagian besar merupakaan penerimaan dari sektor Migas menjadikan kota – kota
besar di Kazakhstan dipenuhi oleh para golongan Noveau Riche. Peninggalan
sisa-sisa kejayaan Islam pada abad pertengahan adalah salah satu elemen yang
menjadikan Uzbekistan sebagai negara yang paling kuat identitasnya dikawasan
Asia Tengah. Kota-kota kuno di Uzbekistan seperti Samarkand, & Bukhara
mempunyai landmark berupa Registan dan menara Kalon yang mentabiskan Uzbekistan
sebagai pusat peradaban Islam dikawasan Asia Tengah namun sayangnya keberadaan
peninggalan tersebut tidak berbanding lurus dengan keislaman para pemeluknya di
Uzkbekistan seiring dengan peran historis komunisme di bekas wilayah Uni Soviet
dan juga sebagaimana lazimnya orang-orang Islam di Asia Tengah yang jarang
sekali melakukan shalat dan puasa ramadhan serta kehidupan para penduduknya
yang tidak bisa lepas dari vodka.
Komunisme telah membentuk kebencian orang-orang Uzbek terhadap
orang-orang Slav. Tidak seperti dinegara Asia Tengah lainnya dimana orang-orang
Slav rata-rata hidup mapan di Uzbekistan banyak sekali orang-orang Slav yang
menjadi pemungut sampah dan juga pengangguranyang hidup dibawah kolong jembatan
seiring dengan kebijakan pemerintah Uzbekistan yang menutup pintu pekerjaan
rapat-rapat bagi orang Slav maka tidak heran jika Uzbekistan merupakannegara yang
paling anti Rusia.
Turkmenistan merupakan negara yang paling tidak bersahabat dengan orang
asing negara yang merdeka pada 27 Oktober 1991 ini pernah dipimpin oleh seorang
diktator yang bernama Saparmurat Niyazov yang memberi gelar dirinya sendiri
sebagai Turkmenbashi (bapak bangsa Turkmen). Semboyan orang Turkmen:Halk,
Watan, &Turkmenbashi(Rakyat, Negara, & Pemimpin) sangat mirip dengan
semboyan orang Jerman dizaman Hitler yakni Ein Reich, Ein Volks, & Ein
Fuhrer. Patung dan gambar sang Turkmenbashi dipampang disetiap jalan di ibukota
Ashgabat dan juga dikantor-kantor pemerintahan Turkmenistan selain itu para
pelajar di negara ini sama dengan para pelajar di negara Korea Utara yang
menyematkan bros bergambar kepala sang diktator di dada kiri.
Air,
Listrik, & Gas disediakan gratis oleh pemerintah Turkmenistan untuk para
rakyatnya selain itu harga minyak dinegara ini sangatlah murah hanya sekitar
Rp.120 per liter dan juga ongkos transportasi di negara ini juga terbilang
murah hanya dibutukan uang sekitar Rp. 14.000 untuk tiket pesawat penerbangan
domestik dan Rp. 5400 untuk tiket kereta api yang menempuh jarak tempuh selama
6 jam. Dengan gaji rata-rata orang Turkmen yg sekitar US$ 50 dan biaya hidup
yang serba murah maka tidak heran negara ini menempuh jalan isolasi seperti
Korea Utara.